Senin, 30 Mei 2011

Membeli buku Muqaddimah seharga 2.5 Dirham

Batam, 30 Mei 2011
Membeli buku Muqaddimah seharga 2.5 Dirham

Karya besar Ibn Khaldun yang terkenal Muqaddimah telah hadir dalam bahasa Indonesia. Dalam FHP Batam dijual seharga 2.5 Dirham/eksemplar.

Ibn Khaldun, ulama besar dari Andalusia, sangat dikenal dengan karya kitab monumentalnya, Muqaddimah. Nama lengkapnya adalah Abdar Rahman Abu Zayid ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Khaldun al Hadrami al Maliki. Ibnu Khaldun memilih dan menerapkan tradisi dari Imam Malik. Ia lahir pada 1332 dan wakaf pada 1406. Kitabnya tersebut telah lama diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Turki, Inggris, dan Perancis. Dan meski umurnya telah lebih dari 500 tahun isi buku ini masih sangat relevan, bahkan semakin relevan di zaman mutakhir kini, ketika Islam telah runtuh.

Maka, ketika kitab ini sekarang dihadirkan dalam terjemahan bahasa Indonesia, kita patut bersyukur. Ini berkat kerja keras salah satu penerbit di tanah air, yaitu Pustaka Al Kautsar, Jakarta. Dalam versi bahasa Indonesia kitab Muqaddimah terjadi dalam 1087 halaman. Sumber terjemahan adalah terbitan Dar Al Kitab al �Arabi- Beirut (2001).

Di FHP Batam, 28-30 April 2011 lalu, berada pada posisi paling dekat dengan pintu gerbang arena pasar, digelar gerai Pustaka Al Kautsar yang menjajakan kitab-kitabnya. Salah satunya, tentu saja, adalah kitab terbarunya itu, Muqaddimah karya Ibn Khaldun. Harga eceran di toko buku adalah Rp 210.000. Beruntunglah Pak Abdarrahman Rachadi dan Pak Zaim Saidi menemukan buku tersebut di arena FHP yang dijual dengan harga jauh lebih murah, yakni hanya 2.5 Dirham per kitab, atau sekitar Rp 150 ribuan. Masing-masing pun membeli satu kitab.

Demikianlah, arena FHP dan pasar-pasar lain yang mengikuti sunnah, terbukti membuat harga jah lebih murah. Ini karena dua hal. Pertama, produsen bisa langsung berjualan di pasar tanpa harus melalui rantai perniagaan yang panjang. Kedua, tidak adanya biasa sewa dan pajak, hingga tidak menambah ongkos pemasaran.

Sumber : wakalanusatara